Chapter 1
Permulaan
Diterima disebuah sekolah idaman adalah idaman semua orang.Tak
terkecuali aku yang baru saja lulus SMP dan dterima disekolah yang telah aku
idamkan.Kenapa aku mengidamkannya?Bagaimana tidak,sekolah tersebut merupakan
sekolah unggulan yang menurutku luar biasa dapat mencetak anak anak OSN sampai
ke tingkat dunia dan tidak lupa ibuku adalah alumni sekolah tersebut.Rasa
bahagia memenuhi diriku tak sabar untuk segera bersekolah di sekolah tersebut.
Beberapa hari bersekolah tersebut nyatanya sekolahan tersebut
tak henti hentinya memberi tugas dan pelajaran.Tidak ada kata jam kosong atau
pulang gasik.Aku mulai merasa bosan entah karena memang aku tak bisa mengikuti
pelajaran atau karena aku lelah.Aku mengikuti sebuah organisasi yang membuatku
selalu dibuat sibuk setelah pulang sekolah.Latihan latihan dan latihan itu yang
aku lakukan setelah pulang sekolah.Pernah suatu hari ada perkumpulan OSN
sehingga aku ijin untuk tidak mengikuti latihan tersebut.Dan alhamdulillah
walau aku tak pernah masuk pembinaan OSN aku bisa mengerjakan soal yang
diberikan ya walaupun belum sampai batas tuntas tetapi aku bisa lolos.
Memang awalnya yang kuinginkan adalah menjadi juara nasional
olimpiade dengan bidang yang aku suka.Tapi Tuhan berkehendak lain.Aku ditentang
oleh organisasiku,aku tidak bisa dengan bebas mengikuti pelatihan OSN
tersebut.Hati ini terasa tersayat,sedih dan bingung apa yang harus aku
lakukan.Impianku gugur didepan mata setelah bisa aku raih.
Gugurnya impianku membuat aku bingung apa yang harus aku
lakukan selanjutnya.Aku menjalani kehidupanku lagi tanpa OSN.Latihan dan
latihan,kadang diri ini lelah dengan latihan yang diberikan oleh
seniorku.Pelajaranpun aku abaikan.Satu kata,aku terlalu lelah.
Lelah tersebut belum apa apanya ternyata.Lelah itu tertumpuk
menjadi beban yang terus hinggap dipikiranku.Aku berusaha selalu tersenyum
dihadapan teman temanku,berusaha dapat menjadi teman yang baik dan dapat
mendengar curhatan dari mereka.Namun,tak selalu mulus.Ada saja masalah yang
muncul.Memang mungkin karena diriku yang terlalu takut untuk berbuat sesuatu mungkin
lebih tepatnya karena takut menyakiti hati orang lain.
Kadang hati memang berkata lain,ada kata yang ingin diucap
namun tak sanggup untuk mengeluarkannya.Keberanian ini berhenti hanya dengan
sebatas ingin.Jadi untuk apa,hanya menjadi beban yang membuatku semakin
terpuruk.
Impian yang hancur seharusnya bukan akhir dari segalanya,nyatanya memang berkata lain.Tak semudah itu untuk melupakan dan tak semudah itu untuk melakukan.Apa yang kita lakukan memiliki segala konsekuensi yang kita tanggung.Termasuk kegagalan itu sendiri.Walaupun sudah terpuruk namun rasa kegagalan sendiri memiliki konsekuensi yang akurat.Bahkan lebih menyakitkan dari sebuah kegagalan.
Impian yang hancur seharusnya bukan akhir dari segalanya,nyatanya memang berkata lain.Tak semudah itu untuk melupakan dan tak semudah itu untuk melakukan.Apa yang kita lakukan memiliki segala konsekuensi yang kita tanggung.Termasuk kegagalan itu sendiri.Walaupun sudah terpuruk namun rasa kegagalan sendiri memiliki konsekuensi yang akurat.Bahkan lebih menyakitkan dari sebuah kegagalan.
Semua kembali seperti semula,namun beban ini tetap menyelimutiku.Namun
bagaimana juga aku berada di lingkungan sekolah yang menuntutku untuk selalu
belajar dan humble pada semua orang.Kenyataan ini mulai kurasa saat aku mulai
masuk disekolah ini.Hidupku berubah,apakah ini hanya perasaanku?
Rasa gelisah dan khawatir yang tadinya menyelimutiku ketika
malam tiba mulai ku abaikan.Apakah kalian bertanya mengapa aku gelisah dan
khawatir?Jawabannya karena tugas.Lucu bukan?Untuk apa aku harus gelisah dan
khawatir dengan tugas.Tugas yang diberikan setiap hari dan pulang malam yang
menjadikanku seperti ini.Rasa lelah mengalahkan segala tugas itu yang nanti
akhirnya tugas tersebut harus kukerjakan di sekolah pagi pagi.
Chapter 1: Permulaan
[SELESAI]
-Aku dan Diam-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar