Chapter 3
Sisi Lain
Setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk bersikap.Hanya
saja,diriku ini selalu sulit untuk bersikap.Teman teman yang sangat dekatku
bahkan sering kusakiti dengan perkataanku,bisakah aku berbicara dengan lemah
lembut?Nyatanya ketika aku merasa nyaman dengan seseorang yang aku lakukan
malah akan membuatnya terluka.Bukankah itu miris?Dirimu ingin selalu ada
seseorang yang selalu ada untukmu,melindungimu,dan memahamimu tapi yang
kulakukan menunjukkan aku terlalu jahat untuknya.Aku selalu ingin bersikap
lebih baik kepada teman dekatku namun hasilnya aku selalu kembali lagi.
Di sisi lain aku bisa bersikap ramah dan baik kepada orang
yang belum kukenal ataupun teman yang kuanggap tidak dekat denganku.Aku menjadi
pribadi yang lebih diam,ramah,dan penurut.Sangat berbeda dengan diriku yang
asli.Bahkan ada saat dimana aku ingin marah namun hanya bisa kupendam karena
aku takut mereka,orang orang yang kuanggap tidak dekat denganku akan memusuhiku
ataupun menjauhiku.Ini benar benar aneh,aku takut seseorang yang tidak dekat
denganku menjauhiku?Namun mengapa aku tak pernah takut teman dekatku akan
menjauhiku?Aku pikir ini semua terletak pada mainset otakku.Aku pikir teman
dekatku dapat menerima aku apa adanya dan akan selalu ada untukku.Mungkin
awalnya mereka akan selalu ada,tetapi mereka juga manusia yang memiliki
perasaan.Mereka bisa saja tersakiti tanpa aku sadari.
Aku selalu ingin
mengubah sikapku.Namun biasanya itu hanya bertahan beberapa lama saja.Memang
tidak ada jalan untuk kembali.Diriku yang sekarang kadang membuat diriku takut
sendiri,diriku yang mengerikan.Mempunyai dua sisi yang berbeda.Dua sisi yang
kuperlihatkan kepada orang yang berbeda.Ini semua membuatku terlalu lelah untuk
bersikap.
Pikiranku melayang menerka nerka apa yang seharusnya kulakukan pada
diriku sendiri.Apa yang harus aku lakukan ketika aku bertemu teman temanku.Teman
dekat maupun teman saja.Bimbang memenuhi diriku.Perasaan diriku yang tak pernah
dianggap selalu aku terpa dan berfikir bahwa mereka hanya sedang sibuk.Namun
sampai kapan,sampai kapan aku harus melakukannya.Berpura – pura bahagia,lalu
berpura – pura sedih,lalu berpura – pura aku selalu menjadi orang yang baik.Ini
semua terlalu lelah dilakukan dan terlalu sakit untuk dijalani.Sisanya aku
bersyukur atas apa yang telah aku dapatkan.
Telah banyak waktu yang kulewati.Kesedihan tak jarang datang
kepadaku untuk menanyakan perasaanku.Kebahagian kadang mampir entah kebahagiaan
yang sejati maupun kebahagiaan yang palsu.Hahaha.Aku bahkan bisa tertawa
dititik dimana aku merasa jatuh kedalam jurang.Lucu bukan.Kurasa pikiranku
mulai tak waras.Otak dan hati ini sudah tak sejalan.Aku mulai ragu.Diriku
sendiri bahkan tidak tahu apa yang diinginkan diriku ini.Kapan kebimbangan ini
akan berakhir?Kebimbangan antara dua sisi yang melekat pada diriku.
Chapter 3 : Sisi Lain
[SELESAI]
-Aku Dan Diam-